Bola.com, Jakarta - Kasta teratas balbalan Indonesia, BRI Super League 2025/2026 dimulai sudah. Kick off diawali via pertandingan Persebaya Surabaya melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (8/8/2025).
Banyak pertanyaan penting yang terlontar, dua di antaranya yakni mampukah Persib Bandung mempertahankan gelar atau tim lain yang bakal menggondol gelar juara musim ini?
Dan, yang tak kalah penting, mampukah pemain Timnas Indonesia bersaing dengan banyaknya pemain asing di masing-masing tim?
Seperti diketahui, musim ini menjadi musim yang paling menarik untuk dinanti. Soalnya sejumlah pemain timnas, termasuk yang berlabel pilar naturalisasi, memilih berkompetisi di tanah leluhur.
Sebut misalnya Jordi Amat ke Persija Jakarta, Rafael Struick ke Dewa United, dan Jens Raven ke Bali United.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bersaing dengan Pemain Asing
Pengamat sepak bola nasional, Ronny Pangemanan, ikut angkat suara terkait topik ini. Via kanal YouTube Bung Ropan terkini, pengamat yang juga jurnalis senior tersebut membedahnya secara panjang lebar.
"Sekarang ada regulasi baru, 11 pemain asing bisa. Tetapi yang masuk di daftar pemain yakni sembilan dan tujuh yang bisa bermain (dalam satu pertandingan)," kata Ronny Pangemanan.
"Tadinya kan delapan, tapi sekarang tujuh bisa bermain. Namun dengan sembilan misalnya yang masuk di daftar susunan pemain, bisa saja kesembilannya bermain. Tapi kalau dua pemain asing itu keluar, terus yang dua cadangan asingnya juga masuk, ya sama saja. Jadinya kan sembilan pemain asing yang bermain dalam satu pertandingan," imbuhnya.
Keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang menambah jumlah pemain asing membuat pemain lokal tersisih.
"Nah, regulasi ini banyak menjadi sorotan. Sebelumnya juga PSSI ngirim surat untuk melihat bagaimana kalau boleh pemain asingnya dikurangilah. Memang sudah dikurangi tujuh. Oke. Tetapi yang saya tadi, yang bermain bisa sembilan kalau memang maksimal tujuh itu bagus. Tidak ada pemain asing (cadangan) lagi yang bermain," jelas Ronny Pangeman.
"Jadi bisa memberikan kesempatan pemain-pemain lokal untuk bisa berkembang. Karena sekarang kelihatan pemain-pemain asing menyerbu liga kita. Banyak sekali."
Perbaiki Kualitas Liga
Yang membuat miris, semua posisi kini sepenuhnya menjadi milik para legiun asing. "Wajar kalau striker lokal kita juga berkurang karena sudah dihuni pemain asing semua. Gelandang juga. Sampai pemain belakang. Pasti mereka mendapat tempat. Apalagi mereka dikasih kuota jatah mengambil 11 pemain"
"Ada memang yang di bawah 11 pemain. Misalnya cuma 10 atau sembilan dan delapan pemain ada. Tapi kan terlalu banyak. Tapi okelah. Itu semua sudah diputuskan, sudah disetujui bersama-sama PT LIB sebelumnya harus dijalankan".
"Semoga liga kita ini berjalan dan berkambang dengan baik. Karena untuk ukuran kualitas di ASEAN saja sulit. Persib Bandung misalnya harus menjadi juara harus ikut kualifikasi. Jadi kompetisi kita memang masih dilihat sebelah mata. Ini mungkin yang digenjot terus liga kita," pungkasnya.