Jejak Pelatih Belanda di Timnas Indonesia Usia Muda Sebelum Gerarld Vanenburg dan Frank van Kempen

8 hours ago 4

Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia terbilang akrab dengan pelatih asal Belanda, khususnya di tim junior. Jadi, Gerald Vanenburg serta Frank van Kempen bukanlah yang pertama dan yang kedua.

Gerald Vanenburg dipercaya menukangi Timnas Indonesia U-23 yang dalam beberapa hari ke depan akan berlaga di ajang Piala AFF U-23 2025. Sedangkan Frank van Kempen baru saja didapuk guna menukangi Timnas Indonesia U-20.

PSSI menggantungkan asa tinggi, keduanya diharapkan bisa mendongkrak performa Garuda Muda di kancah Internasional.

Gerald Vanenburg, selain harus memenangkan Piala AFF U-23 2025, eks pemain Ajax dan PSV tersebut harus bisa pula melewati rintangan berat di Kualifikasi Piala Asia U-23 2025 pada September mendatang.

Misi Frank van Kempen tak kalah suci. Mantan asisten pelatih Timnas Belanda U-20 kudu mampu menyabet prestasi di pentas Piala AFF U-19 dan Kualifikasi Piala Asia U-20.

Jauh sebelum Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen, PSSI sudah lebih dulu memakai jasa dua pelatih Negeri Kincir Angin lainnya: Foppe de Haan serta Wiel Coerver.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Wiel Coerver

Wiel Coerver, yang berpulang pada 2022 di usia 86 tahun, membesut Timnas Indonesia dalam dua periode, 1975-1976 dan 1979.

Meski tak pernah meraih gelar juara, namun kinerja Wiel Coerver bisa dibilang cukup memuaskan. Pada 1976 misalnya, ia sukses membawa Indonesia melaju ke putaran grup kualifikasi Olimpiade 1976, meski pada akhirnya gagal berangkat ke Olimpiade Montreal.

Hanya setahun, mantan pembesut Sparta Rotterdam, NEC, dan Feyenoord Rotterdam kembali ke Indonesia pada 1979. Targetnya tak kalah berat, yakni menggondol medali emas sepak bola SEA Games 1979 dimana Indonesia saat itu bertindak sebagai tuan rumah.

Sayangnya, di final, Indonesia yang diperkuat pemain-pemain terbaiknya macam Wayan Diana, Rudy Kelces, Rae Bawa, Joko Malis, Iswadi Idris, Simson Rumahpasal, Rully Nere, Ronny Pattinasarani, dan Risdianto kalah dari Malaysia dan harus puas finis sebagai runner-up.

Foppe de Haan

Foppe de Haan menjadi direktur teknik Timnas Indonesia U-23 dari 2006 hingga 2007. Kinerjanya masih jauh dari kata memuaskan.

Tak seperti Wiel Coerver yang meninggalkan banyak kenangan manis bagi mantan pemainnya serta pecinta sepak bola tanah air, Foppe de Haan nyaris tak terdengar.

Kegeniusannya kala membawa Timnas Belanda U-21 menjadi yang terbaik di Piala Eropa U-21 dalamn dua edisi, 2006 dan 2007, tak berlanjut ke ruang ganti Garuda Muda besutan Bambang Nurdiansyah.

Awalnya, PSSI berharap duet Foppe de Haan - Bambang Nurdiansyah bisa membawa Timnas Indonesia U-23 bicara banyak di Asian Games 2006 Qatar.

Tak tanggung-tanggung, guna merealisasikan target, PSSI harus merogoh kocek dalam sebesar Rp 28 miliar untuk membiayai pemusatan latihan (TC) di Belanda, tepatnya di Heerenveen, selama satu bulan.

Materi pemain terbilang oke. Ada Ferry Rotinsulu, Boby Satria, Ahmad Bustomi, dan Tony Sucipto, pemain-pemain muda ternama ketika itu.

Hasilnya sangat mengecewakan. Ferry Rotinsulu dan kawan-kawan sudah terkapar di putaran pertama. Tersingkir getir, Garuda Muda gagal melangkah ke babak utama.

Dalam tiga laga di Grup B, Indonesia kalah 0-6 dari Irak, tumbang 1-4 dari Suriah 1-4, lalu di laga terakhir hanya mampu bermain imbang 1-1 kontra Singapura.

Bisa ditebak, buntut dari kegagalan tersebut membuat PSSI berang dan tak berapa lama kemudian mendepak Foppe de Haan.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |